Minggu, 03 Desember 2017

LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI KESETIMBANGAN, REAKSI BOLAK - BALIK, DAN PERGESERAN REAKSI : SMA N 1 KEBUMEN



LAPORAN PRAKTIKUM
“Reaksi Kesetimbangan, Reaksi Bolak – balik, dan Pergeseran Reaksi”
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Description: D:\WhatsApp\Media\WhatsApp Images\IMG-20170124-WA0012.jpg

Nama         : Widyani Putri
          Kelas          : XI MIA E        
          Kelompok 1           
1.    Faizal Rahmadi A        (11)
2.    Farhana Maulida H      (12)
3.    Haris Surya H              (15)
4.    Nelatun Inayah            (24)
5.    Widyani Putri              (34)

PERCOBAAN 1
Reaksi Bolak - balik
                 I.            Tujuan
Mengetahui dan membuktikan pada suatu reaksi kesetimbangan bahwa suatu reaksi dapat berlangsung secara bolak - balik.
             II.            Dasar Teori
Suatu reaksi kadang memerlukan adanya pengaruh dari luar untuk dapat balik. Oleh karena itu, reaksi tersebut tidak dapat berlangsung secara bersamaan. Apabila suatu reaksi mengalami perubahan yang langsung dapat diamati (makroskopis), artinya reaksi tersebut berada pada keadaan setimbang. Dalam keadaan ini, reaksi akan terus berlangsung dalam dua arah yang berlawanan dengan laju reaksi yang sama. Reaksi ini disebut reaksi bolak – balik (reversible). Reaksi bolak – balik dapat diamati dengan cara melakukan reaksi ke satu arah kemudian melakukan reaksi ke arah sebaliknya.
         III.            Alat dan Bahan
a.     Alat
No.
Nama Alat
Ukuran
Jumlah
1.
Tabung reaksi
-
1
2.
Rak tabung reaksi
-
1
3.
Pipet tetes
-
2
4.
Spatula
-
1

b.    Bahan
No.
Nama Bahan
Molaritas
Jumlah
1.
Larutan KI
0,01 M
10 ml
2.
PbSO4 (padat)
-
½ spatula
3.
Larutan Na2SO4
0,01 M
10 ml

         IV.            Cara Kerja
1.      Masukkan padatan PbSO4 sebanyak ½ spatula ke dalam tabung reaksi.
2.      Menggunakan pipet tetes, teteskan larutan KI 0,01M sampai terjadi perubahan warna (umumnya berwarna kuning).
3.      Mengamati perubahan yang terjadi.
4.      Dekantasi (buang cairannya sampai habis) larutandalam tabung reaksi tersebut sampai tertinggal endapannya.
5.      Menambahkan larutan Na2SO4 0,01M tetes demi tetes ke dalam endapan sampai warna endapannya berubah.
             V.            Hasil Pengamatan

Warna PbSO4 mula – mula
Warna
PbSO4 + KI
Warna endapan + NaSO4(aq)
Sebelum
Sesudah
Putih
Kuning
Kuning
putih
                                                                                                  
         VI.            Pembahasan
Pada percobaan ini untuk membuktikan adanya reaksi bolak – balik, kami menggunakan larutan KI sebagai pengganti NaI untuk direaksikan dengan PbSO4, berikut persamaan reaksinya :

PbSO4 (s)        +         NaI (aq)           à       PbI2 (s)           + Na2SO4
(putih)                         (tak berwarna)             (kuning)           (tak berwarna)

Setelah direaksikan, ternyata terdapat endapan yang berwarna kuning dan larutan bening di atasnya. Selanjutnya, kami mereaksikan endapan (PbI) yang terbentuk dengan Na2SO4, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

PbI2 (s)           +         Na2SO4 (aq)   à        PbSO4 (s)        +2NaI
(kuning)                       (tak berwarna)             (putih)             (tak berwarna)

Hasilnya adalah terbentuk lagi produk yang semula yaitu padatan berwarna putih dan larutan bening. Ini membuktikan jika reaksi tersebut dapat berlangsung secara bolak – balik. Hal itu dapat dilihat dari perubahan warna pada PbI yang berwarna kuning, lalu direaksikan dengan NaSO4 menghasilkan padatan PbSO4 yang berwarna putih seperti pada keadaan awalnya.
     VII.            Kesimpulan
Reaksi di atas adalah salah satu contoh reaksi kesetimbangan, karena dapat berlangsung secara bolak – balik. Artinya, apabila produk yang dihasilkan dari suatu reaksi tersebut direaksikan kembali, maka akan menghasilkan reaktan semula.


PERCOBAAN 2
Reaksi Kesetimbangan
                 I.            Tujuan
Mengetahui dan membuktikan adanya reaksi kesetimbangan pada suatu reaksi.
             II.            Dasar Teori
Reaksi kimia dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik dan apabila memiliki laju reaksi yang sama pada kedua arah yang berlawanan, maka reaksi itu disebut dalam keadaan kesetimbangan. Sebuah reaksi akan dikatakan setimbang, apabila :
*      Reaksinya berlangsung secara bolak – balik (reversible)
*      Laju reaksi dari kiri ke kanan sama dengan laju reaksi dari kanan ke kiri
*      Reaksi berlangsung secara terus – menerus (dinamis)
*      Reaksi berlangsung dalam ruang tertutup
Menurut asas Le Chatelier, bila pada suatu sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan perubahan sedemikian sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya. Untuk membuktikan hal tersebut, kami melakukan percobaan di bawah ini.

         III.            Alat dan Bahan
a.     Alat
No.
Nama Alat
Ukuran
Jumlah
1.
Tabung reaksi
-
2
2.
Pengaduk
-
1
3.
Pipet tetes
5 ml
2
4.
Tabung ukur
10 ml
1

b.    Bahan
No.
Nama Bahan
Molaritas
Jumlah
1.
Larutan FeCl3
0,001 M
5 ml
2.
Larutan FeCl3 pekat
1 M
3 tetes
3.
Larutan KSCN
0,001 M
5ml
4.
Larutan KSCN pekat
1 M
3 tetes

         IV.            Cara Kerja
1.      Mengambil 5 ml larutan FeCl3 0,001 M menggunakan pipet tetes dan tabung ukur ke dalam tabung I.
2.      Mengambil 5 ml larutan KSCN 0,001 M menggunakan pipet teter dan tabung ukur ke dalam tabung II.
3.      Menuangkan larutan FeCl3 ke dalam tabung II.
4.      Mengaduk larutan FeCl3 dan larutan KSCN. Lalu biarkan selama beberapa saat, amati perubahan warna yang terjadi.
5.      Membagi hasil campuran dari larutan tersebut ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda.
6.      Menambahkan 3 tetes larutan FeCl3 pekat ke dalam tabung reaksi I.
7.      Menambahkan 3 tetes larutan KSCN pekat ke dalam tabung reaksi II.
8.      Membandingkan perbedaan warnanya.
             V.            Hasil Pengamatan
Larutan
Warna
Sebelum
Sesudah
Tabung I (ditetesi FeCl3 pekat)
Kuning
Merah pekat
Tabung II (ditetesi KSCN pekat)
Kuning
Oranye pekat

         VI.            Pembahasan
Dalam percobaan kali ini, terjadi tiga kali reaksi. Reaksi pertama adalah antara larutan FeCl3 dan larutan KSCN (sebagai pengganti SCN)
Saat larutan FeCl3 direaksikan dengan KSCN akan menghasilkan warna larutan yang berwarna kuning. Pada keadaan awal KSCN adalah larutan tidak berwarna dan FeCl3 cenderung berwarna merah.
Saat larutan pada tabung I ditetesi dengan FeCl3 dengan konsenrasi yang lebih tinggi, produk yang dihasilkan berwarna merah pekat. Sedangkan saat ditetesi dengan KSCN yang lebih pekat menghasilkan larutan berwarna oranye pekat. Hal ini terjadi karena FeCl3 memberi warna merah pada larutan sedangkan KSCN yang sejak awal tidak berwarna membuat larutan yang dihasilkan tidak berwarna merah pekat melainkan oranye. Ini membuktikan bahwa pada keadaan setimbang suatu reaksi akan mempertahankan keadaannya untuk tetap setimbang dengan memperkecil segala pengaruh dari luar. Kesimpulannya adalah reaksi di atas termasuk salah satu contoh reaksi kesetimbangan.



PERCOBAAN 3
Pergeseran Kesetimbangan
                 I.            Tujuan
Mengetahui adanya pergeseran kesetimbangan
             II.            Dasar Teori
Pada reaksi kesetimbangan, baik reaktan maupun produk akan berusaha mempertahankan kondisinya agar tetap setimbang, salah satunya dengan menggeser arah reaksi untuk memperkecil pengaruh dari luar (asas Le Chetelier). Sepanjang tidak ada pengaruh dari luar, konsentrasi zat – zat dalam sistem akan selalu tetap. Berikut beberapa hal yang menimbulkan perubahan pada sistem kesetimbangan :
1.      Perubahan Konsentrasi
Bila suatu sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu komponen dalam sistem ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu, dan bila salah satu komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu.
2.      Perubahan Volume
Menurut asas Le Chatelier, bila volume sistem kesetimbangan diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah ruas yang mempunyai jumlah partikel yang besar. Dalam hal ini, jumlah partikel sebanding dengan koefisien reaksi. Oleh karenanya, apabila volume diperbesar, maka reaksi akan bergeser ke arah ruas yang mempunyai koefisien besar. Begitupun sebaliknya, reaksi akan bergeser ke arah ruas yang koefisiennya lebih kecil, jika  volumenya diperkecil
3.      Perubahan Suhu
Perubahan suhu pada suatu reaksi kesetimbangan akan menyebabkan terjadinya perubahan nilai tetapan kesetimbangan (K). Pergeseran reaksi kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh jenis reaksinya, apakah eksoterm atau endoterm. Jika sistem dalam kesetimbangan suhunya dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah endoterm atau perubahan entalpi yang nilainya posistif. Sebaliknya, jika suhu sistem kesetimbangan diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah eksoterm atau yang perubahan entalpinya bernilai negatif.
4.      Perubahan Tekanan
Perubahan tekanan akan berpengaruh pada konsentrasi gas – gas yang ada dalam keseimbangan. Menurut persamaan gas ideal ( Pv = nRT), nilai volume dan tekanan berbanding terbalik sehingga tekanan berakibat sebaliknya dari perubahan volume yang telah dibahas di atas. Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil), maka reaksi akan bergeser ke arah ruas yang koefisiennya lebih kecil. Jika tekanan diperkecil, maka reaksi akan bergeser ke arah ruas yang koefisiennya lebih besar. Sedangkan jika jumlah koefisien di ruas kanan dan ruas kiri sama, maka baik tekanan maupun volume tidak mempengaruhi arah bergesernya reaksi
5.      Pengaruh Katalis
Dalam reaksi kesetimbangan, katalis berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi kesetimbangan baik itu yang berlangsung ke ruas kanan maupun kiri.
         III.            Alat dan Bahan
a.     Alat
No.
Nama Alat
Ukuran
Jumlah
1.
Tabung reaksi


2.
Rak tabung


3.
Pipet tetes


4.
Gelas kimia


5.
Silinder ukur


6.
Pengaduk




b.    Bahan
No.
Nama Bahan
Molaritas
Jumlah
1.
Larutan FeCl3
1M

2.
Larutan KSCN
1M

3.
Kristal Na2HPO4
-
½ spatula
4.
Akuades
-
50 ml
                                                                       
         IV.            Cara Kerja
1.      Mengambil 50 mL akuades dan memasukkannya ke dalam gelas kimia.
2.      Meneteskan masing – masing 3 tetes FeCl3 1M dan KSCN 1M ke dalam gelas kimia, lalu aduk.
3.      Membagi larutan dalam gelas kimia ke dalam 5 tabung reaksi sama banyak.
4.      Biarkan tabung I sebagai pembanding.
5.      Menambahkan FeCl3 sebanyak 3 tetes ke dalam tabung II.
6.      Menambahkan 3 tetes KSCN ke dalam tabung III.
7.      Menambahkan ½ spatula Na2HPO4 ke dalam tabung IV. Lalu aduk sampai tercampur.
8.      Menambahkan akuades sebanyak 5 mL ke dalam tabung V.
9.      Membandingkan warna dari tabung II,III,IV, dan V dengan tabung I
             V.            Hasil Pengamatan
Tabung
Perlakuan
Warna larutan
I
-
Oranye
II
Ditambah FeCl3
Merah pekat
III
Ditambah KSCN
Merah
IV
Ditambah Na2HPO4
Kuning
V
Ditambah akuades
Kuning muda

         VI.            Pembahasan
Pada percobaan ini, kami mereaksikan larutan FeCl3 dan KSCN, lalu membaginya sama rata ke dalam lima tabung reaksi. Dengan tabung I kami jadikan sebagai pembanding.
Lalu, pada tabung II kami tambahkan FeCl3 yang ternyata menghasilkan larutan berwarna merah pekat. Hal ini terjadi karena jumlah FeCl3 dalam larutan bertambah, sehingga larutan berubah warna menjadi lebih pekat, dimana larutan FeCl3 yang awal mulanya memang berwarna merah.
Pada tabung III kami menambahkan KSCN 1M, dan ternyata menghasilkan larutan yang berwarna merah walau lebih muda dari tabung II. Ini terjadi karena warna asal dari KSCN tidak sepekat FeCl3 sehingga saat jumlahnya bertambah pun warnanya tidak sepekat tabung II tapi masih lebih pekat daripada tabung I.
Untuk tabung IV, kami memberi perlakuan yang berbeda, yaitu dengan menambahkan Kristal Na2HPO4 dengan hipotesis akan  terjadi persaingan antara keduannya, sehingga ion positif reaksi pertama akan bereaksi dengan ion negatif dari larutan yang ditambahkan, begitupun sebaliknya. Sehinggan nantinya, FeCl3 yang merupakan ion positif akan mengikat ion negatif dari larutan Na2HPO4 yaitu HPO4 dan sebaliknya dimana Na2 akan mengikat Cl3. Akibatnya, warna larutan yang dihasilkan menjadi lebih muda dari tabung I, yaitu berwarna kuning.
Sedangkan untuk tabung yang terakhir, kami menambahkan akuades sebanyak 5 mL sehingga volume larutan bertambah 2 kali lebih besar dari tabung I. Menambah aquades tidak akan mempengaruhi kesetimbangan jika dalam volume yang sedikit. Akan tetapi, dalam jumlah banyak akuades akan memperkecil konsentrasi sehingga reaksi bergeser ke arah kiri dan menambah jumlah volumenya.
     VII.            Kesimpulan
Dengan menggunakan tabung I sebagai pembanding, maka warna yang dihasilkan pada tabung II dan III memiliki warna yang lebih pekat, pada tabung IV warnanya menjadi lebih muda, sedangkan pada tabung V volumenya bertambah dan warnanya lebih muda. Hal itu terjadi karena pada tabung II dan III larutan yang ditambahkan menambah konsentrasi dari salah satu zat yang direaksikan sehingga warnanya lebih pekat. Sedangkan pada tabung IV terjadi persaingan antara ion negatif dan ion positif dari masing – masing larutan wal dan larutan yang ditambahkan sehingga warna yang dihasilkan kurang pekat. Untuk tabung V sendiri, penambahan akuades dengan jumlah yang banyak menyebabkan volume larutan bertambah dan konsentrasinya menjadi lebih kecil.



                                        Daftar Pustaka
Erlangga : Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X      
Istana Media : Rahmawati, Kurnia Ayu. 2015. Rumus dan Materi SMA/MA Super Lengkap.
https://lapprakkimia.wordpress.com/2015/01/27/reaksi-dapat-balik-laporan-praktikum-mengenai-kesetimbangan-kimia/
https://yosifitri78.wordpress.com/kimia-xi/semester-1/4-kesetimbangan-reaksi/
https://rinioktavia19942.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-i/kesetimbangan-kimia/faktor-yang-mempengaruhi-pergeseran-kesetimbangan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar